Selasa, 06 Oktober 2009

BUAH KEIMANAN KEPADA QADHA DAN QADHAR

Oleh: Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd

"Artinya : …Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik ba-gimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." [Al-Baqarah: 216]

Di antara rahasia ayat ini dan hikmahnya adalah, bahwa ayat ini mengharuskan hamba untuk pasrah kepada Dzat Yang mengetahui berbagai akibat urusannya dan ridha dengan apa yang ditentukan-Nya atasnya, karena dia mengharapkan kepada-Nya akibat baik (dari urusan)nya.

Di antara rahasia lainnya, dia tidak mencela Rabb-nya dan tidak meminta kepada-Nya sesuatu yang mana ia tidak memiliki pengetahuan mengenainya, karena mungkin kemudharatan bagi dirinya terletak di dalamnya, sedangkan ia tidak mengetahui. Ia tidak me-milihkan kepada Rabb-nya, tetapi ia meminta kepada-Nya akibat yang baik dalam apa yang dipilihkan-Nya untuknya. Baginya, tidak ada yang lebih bermanfaat daripada hal itu.

Karena itu, di antara belas kasih Allah kepada hamba-Nya ialah mungkin jiwa hamba menginginkan salah satu hal keduniaan, yang mana ia menganggap dengan hal itu dia dapat mencapai tujuannya. Tapi Allah mengetahui bahwa itu merugikan dan menghalanginya dari apa yang bermanfaat baginya, lalu Dia pun menghalangi antara dirinya dengan keinginannya itu, sehingga hamba tersebut tetap dalam keadaan tidak suka, sementara itu ia tidak mengetahui bahwa Allah telah berbelas kasih kepadanya, di mana Dia mengokohkan perkara yang bermanfaat baginya dan memalingkan perkara yang merugikan darinya. [1]

Betapa banyak manusia -sebagai contoh- yang menyesal, ketika ketinggalan waktu take off pesawat terbang, dan ternyata penyesalan tersebut hanya sementara. Kemudian dikabarkan tentang jatuhnya pesawat (yang telah lepas landas) dan semua penumpangnya tewas.

Betapa banyak manusia yang sesak dan sempit dadanya karena kehilangan sesuatu yang disukai atau datangnya sesuatu yang me-nyedihkan. Ketika perkara itu tersingkap dan rahasia takdir itu diketahui, Anda pasti melihatnya dalam keadaan senang gembira, karena akibatnya ternyata baik baginya.

Sungguh indah ucapan orang yang mengatakan:
Betapa banyak kenikmatan yang tidak Anda anggap sedikit
dengan bersyukur kepada Allah atasnya
bersembunyi dalam lipatan sesuatu yang tidak disukai [2]

Ucapan lainnya:
Perkara-perkara itu berjalan sesuai ketentuan qadha'
dan dalam lipatan kejadian, yang disukai dan yang tidak disukai

Mungkin menyenangkanku sesuatu yang dulunya aku hindari
dan mungkin buruk bagiku sesuatu yang dulunya aku harapkan [3]

22. Membebaskan Akal Dari Khurafat Dan Kebathilan.
Di antara kepastian iman kepada qadar ialah mengimani bahwa apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi di alam semesta ini adalah berdasarkan pada qadar (ketentuan) Allah Azza wa Jalla. Dan bahwa qadar Allah adalah rahasia yang tersembunyi, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia tidak memperlihatkannya kepada seorang pun kecuali kepada siapa yang diridhai-Nya dari Rasul-Nya. Sesungguhnya Dia menjadikan penjagapenjaga (Malaikat) di muka dan di belakangnya.

Dari titik tolak ini, anda melihat orang yang beriman kepada qadar tidak bersandar kepada para dajjal dan pesulap (pendusta), serta tidak pergi kepada para dukun, peramal dan orang-orang “pintar”. Ia tidak bersandar kepada ucapan-ucapan mereka, tidak pula tertipu dengan penyimpangan mereka dan kedustaan mereka. Ia hidup dalam keadaan terbebas dari kesesatan ucapan-ucapan tersebut dan dari semua khurafat dan kebathilan itu.
Labid bin Rabi’ah Radhiyallahu ‘anhu berkata:

Sungguh para dukun dan peramal tidak tahu
apa yang Allah akan perbuat
Bertanyalah kepada mereka, jika kalian mendustakanku
kapankah seorang pemuda merasakan kematian atau kapankah hujan akan turun [4]

23. Ketenangan Hati Dan Ketentraman Jiwa.
Perkara-perkara ini termasuk dari buah keimanan kepada qadar, dan ini termasuk di antara sekian banyak manfaat yang telah disebutkan sebelumnya. Ini merupakan hal yang dicari-cari, tujuan yang didambakan, dan puncak tujuan yang dimaksud, karena semua manusia mencarinya dan berusaha meraihnya. Tapi, sebagaimana dikatakan:

Semua orang dalam hidup ini mencari buruan
hanya saja, perangkapnya berbeda-beda

Tidak ada yang mengetahui perkara-perkara ini, tidak ada yang merasakan manisnya, dan tidak ada yang mengetahui hasil-hasilnya, kecuali orang yang beriman kepada Allah beserta qadha' dan qadar-Nya. Orang yang beriman kepada qadar hatinya tenang, jiwanya tentram, keadaannya tenang, dan tidak banyak berpikir mengenai keburukan yang bakal datang. Kemudian, jika keburukan tersebut datang, hatinya tidak terbang tercerai-berai, tetapi dia tabah terhadap hal itu dengan mantap dan sabar. Jika sakit, sakitnya tidak menambah keraguannya. Jika sesuatu yang tidak disukai datang kepadanya, dia menghadapinya dengan ketabahan, sehingga dapat meringan-kannya. Di antara hikmahnya ialah agar manusia tidak menghimpun pada dirinya antara kepedihan karena khawatir terhadap datangnya keburukan dengan kepedihan karena mendapatkan keburukan.

Tetapi dia berbahagia, selagi sebab-sebab kesedihan itu jauh darinya. Jika hal itu terjadi, maka dia menghadapinya dengan keberanian dan keseimbangan jiwa.

Anda melihat pada diri orang-orang khusus dari kalangan umat Islam, dari kalangan ulama ‘amilin (ulama yang mengamalkan ilmunya) dan ahli ibadah yang taat lagi mengikuti Sunnah, berupa ketenangan hati dan ketentraman jiwa yang tidak terbayangkan dalam benak dan tidak pula terbayang dalam imajinasi. Mereka dalam hal ini memiliki derajat yang tinggi dan kedudukan yang sempurna.

Inilah Amirul Mukminin, ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz rahimahullahu mengatakan, “Aku tidak mendapatkan kegembiraan kecuali dalam hal-hal yang sudah diqadha' dan diqadarkan.” [5]

Syaikhul Islam, Abul ‘Abbas Ahmad Ibnu Taimiyyah rahimahullahu me-ngatakan, “Sesungguhnya di dunia ini ada Surga, yang barangsiapa tidak pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki Surga akhirat.” [6]

Beliau mengatakan dengan pernyataan yang terkenal, ketika dimasukkan dalam penjara, “Apakah yang akan diperbuat para musuhku terhadapku, sedangkan Surgaku dan tamanku ada dalam dadaku, ke mana aku pergi maka ia selalu bersamaku, tidak pernah berpisah denganku. Dipenjarakannya aku adalah khulwah (menyepi), pembunuhan terhadapku adalah syahadah (mati sebagai syahid), dan pengusiranku dari negeriku adalah wisata.” [7]

Bahkan Anda melihat ketentraman hati, ketenangan hidup, dan keyakinan yang mantap pada kaum muslimin yang awam, yang tidak Anda dapatkan pada para tokoh pemikir, penulis dan dokter dari kalangan non muslim. Betapa banyak para dokter dari kalangan non muslim -sebagai contoh- yang heran, ketika menangani pengobatan pasien muslim. Tampak olehnya bahwa pasien tersebut men-derita penyakit yang berbahaya, misalnya kanker. Anda melihat dokter ini bingung bagaimana cara memberitahukan kepada pasien tentang penyakitnya. Anda melihatnya ragu-ragu, dan Anda meli-hatnya mulai membuka pembicaraan serta membuat beberapa prolog. Semua itu dilakukan karena takut pasien akan shok karena mendengarkan kabar ini.

Namun, ketika dokter memberitahukan kepadanya akan penyakitnya dan menjelaskan penyakitnya kepadanya, ternyata pasien ini menerima kabar ini dengan jiwa yang ridha, dada yang lapang, dan ketenangan yang mengagumkan.

Keimanan kaum muslimin kepada qadha' dan qadar telah mencengangkan banyak kalangan non muslim, lalu mereka menulis tentang perkara ini untuk mengungkapkan ketercengangan mereka dan mencatatkan kesaksian mereka tentang kekuatan tekad kaum muslimin, kebesaran jiwa mereka, dan penyambutan mereka yang baik terhadap berbagai kesulitan hidup.

Ini adalah kesaksian yang benar dari kaum yang tidak beriman kepada Allah serta kepada qadha' dan qadar-Nya.

Di antara orang-orang yang menulis tentang masalah ini ialah penulis terkenal, R.N.S. Budly, penulis buku Angin di Atas Padang Pasir dan ar-Rasuul, serta 14 buku lainnya. Dan juga orang yang mengemukakan pendapatnya yaitu Del Carnegie dalam bukunya, Tinggalkan Kegalauan dan Mulailah Kehidupan, dalam artikel yang berjudul, Aku Hidup Dalam Surga Allah.

Budly menuturkan:

“Pada tahun 1918 aku meninggalkan dunia yang telah aku kenal sepanjang hidupku, dan aku merambah ke arah Afrika utara bagian barat, di mana aku hidup di tengah-tengah kaum badui di padang pasir. Aku habiskan waktu di sana selama tujuh tahun. Selama waktu itu aku memperdalam bahasa badui, aku memakai pakaian mereka, makan dari makanan mereka, berpenampilan ala mereka, dan hidup seperti mereka. Aku mempunyai kambing-kambing, dan aku tidur sebagaimana mereka tidur dalam tenda. Aku mendalami studi Islam sehingga aku berhasil menyusun sebuah buku tentang Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berjudul ar-Rasuul. Tujuh tahun yang aku habiskan bersama kaum badui yang hidup berpindah-pindah (nomaden) tersebut merupakan tahun-tahun kehidupanku yang paling menyenangkan, dan aku mendapatkan kedamaian, ketentraman, dan ridha terhadap kehidupan ini.

Aku belajar dari bangsa ‘Arab padang pasir bagaimana mengatasi kegelisahan, karena mereka sebagai muslim, beriman kepada qadha' dan qadar. Dan keimanan ini membantu mereka untuk hidup dalam rasa aman, dan mengambil kehidupan ini pada tempat pengambilan yang mudah dan gampang. Mereka tidak terburu-buru pada suatu perkara, dan tidak pula menjatuhkan diri mereka di tengah-tengah kesedihan karena gelisah terhadap suatu masalah.

Mereka beriman bahwa apa yang telah ditakdirkan pasti akan terjadi, dan seorang dari mereka tidak akan tertimpa suatu musibah kecuali apa yang telah ditentukan Allah untuknya.

Ini bukan berarti bahwa mereka pasrah atau pasif, dengan wajah sedih dan berpangku tangan, sekali-kali tidak.”

Kemudian, setelah itu, dia mengatakan:

“Biarkan aku membuatkan untukmu suatu permisalan terhadap apa yang aku maksudkan: Pada suatu hari angin bertiup kencang yang membawa pasir-pasir padang pasir, melintasi laut tengah, dan menghantam lembah Raun di Prancis. Angin ini sangat panas, sehingga aku merasakan seakan-akan rambutku terlepas dari tempat tumbuhnya, karena terjangan hawa panas, dan aku merasa seolah-olah aku didorong menjadi gila.

Tetapi bangsa ‘Arab tidak mengeluh sama sekali. Mereka menggerakkan pundak-pundak mereka seraya mengatakan dengan ucapan mereka yang menyentuh, “Qadha' yang telah tertulis.”

Tetapi, angin kencang tersebut memotifasi mereka untuk be-kerja dengan semangat yang besar. Mereka menyembelih kambing-kambing muda sebelum panas membinasakan kehidupannya, ke-mudian mereka menggiring ternak ke arah selatan menuju air.

Mereka melakukan hal ini dengan diam dan tenang, tidak tampak suatu keluhan pun dari salah seorang mereka.

Ketua suku, asy-Syaikh, mengatakan, ‘Kita tidak kehilangan sesuatu yang besar, sebab kita diciptakan untuk kehilangan segala sesuatu. Tetapi puji dan syukur kepada Allah, karena kita masih mempunyai sekitar 40% dari ternak kita, dan dengan segala kemampuan kita, kita akan memulai aktifitas kita kembali".

Kemudian Budly mengatakan, “Ada kejadian lainnya. Kami menempuh padang pasir dengan mobil pada suatu hari, lalu salah satu ban mobil pecah, sedangkan sopir lupa membawa ban serep. Aku pun dikuasai kemarahan, kegelisahan, serta kesedihan. Aku bertanya kepada sahabat-sahabatku dari kalangan ‘Arab badui, ‘Apakah yang bisa kita lakukan?’

Mereka mengingatkanku bahwa kemarahan sama sekali tidak ada gunanya, bahkan itu dapat mendorong manusia kepada tindakan gegabah dan bodoh.

Kemudian mobil berjalan mengangkut kami hanya dengan tiga roda. Tetapi tidak lama kemudian mobil tidak bisa berjalan, dan saya tahu bahwa bensinnya habis.

Anehnya, tidak seorang pun dari sahabat-sahabatku dari kalangan ‘Arab badui yang marah, dan mereka tetap tenang, bahkan mereka berlalu menyusuri jalan dengan berjalan kaki.”

Setelah Budly mengemukakan pengalamannya bersama bangsa ‘Arab gurun, dia mengomentari dengan pernyataan: “Tujuh tahun yang aku habiskan di padang pasir di tengah-tengah bangsa ‘Arab nomaden telah memuaskanku, bahwa orang-orang yang stres, orang-orang yang sakit jiwa, dan orang-orang mabuk yang dipelihara oleh Amerika dan Eropa, mereka tidak lain hanyalah korban pera-daban yang menjadikan “sesuatu yang sementara” sebagai landa-sannya.

Saya tidak mengalami kegelisahan sedikit pun ketika tinggal di gurun pasir, bahkan di sanalah, di Surga Allah, saya mendapatkan ketentraman, qana’ah, dan ridha.”

Akhirnya, dia menutup pernyataannya dengan ucapannya: “Ringkasnya, setelah berlalu tujuh belas tahun sesudah meninggalkan padang pasir, saya tetap mengambil sikap bangsa ‘Arab berkenaan dengan ketentuan Allah, sehingga saya menghadapi kejadian-kejadian yang saya tidak berdaya di dalamnya dengan ketenangan, ketundukan, dan ketentraman.

Watak yang saya ambil dari bangsa ‘Arab ini telah berhasil dalam menentramkan syarafku, yang lebih banyak dibandingkan apa yang dihasilkan oleh ribuan obat-obat penenang dan klinik-klinik kesehatan.”

[Disalin dari kitab Al-Iimaan bil Qadhaa wal Qadar, Edisi Indoensia Kupas Tuntas Masalah Takdir, Penulis Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Penerjemah Ahmad Syaikhu, Sag. Penerbit Pustaka Ibntu Katsir]

KELOMPOK PENGEMBANGAN KURIKULUM

KELOMPOK 1
Dwiyanto
ari asih
ifa asyifa

materi
@ azaz pengembangan kurikulum
1. azas filosofis
2. azas psikologi
3. azazsosiologi
4. azas organisatoris


KELOMPOK 2
triono susannto
lilik nurani
galih anjar wibowo

@Prinsip-prinsip pengembanggan kurikulum
1. prinsip relevansi
2. prinsip efektifitas
3. prinsip kontinuitas
4. prinsip efisiensi
5. prinsip fleksibilitas
6. prinsip berrorientasi pada tujuan
7. prinsip pendidikann seumur hidup
8. prinsip sinkronisasi

KELOMPOK 3
susi mayyasarii
endri rusmanto
wiwik rahmawati

@Fungsi dan peranan kurikulum
1. fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan
2. fungsi kurikulum bagai anak didik
3. fungsi kurikuluum bagi pendidik
4. fungsi kuriklum bagi kepala sekolah dan pembina lainya
5. fungsi bagi orang tua murid
6. fungsi bagi sekolah pada tingkat diatasnya


KELOMPOK 4
rendy saputra
masrifah

@Peran kurikulum
1. peranan konservatif
2. peranan kreatif
3. peranan kritis dan evaluatif


KELOMPOK 5
imam agus salim
tyas kusumaningsih

@Jenis-jenis kurikulum
1. jenis separted subject curriculm
2. jenis correlated curriculm
3. je3nis integrated curriculum


KELOMPOK 6
rijan rinantoo
umuun umindana
etika lisyana dewi

@Model-model pengembangan kurikulum
1. model pengembangan kurikulum rogers
2. model pengembangan kurikuluum zais


KELOMPOK 7
rahmat setiawan
ririn nurjanah
triyani

@Proses perubahan kurikulum
1. makna perubahan kurikulum
2. sikap orang terhadap perubahan kurikulum
3. sebab kelambanan dalam pengembangan kurikulum
4. tingkat pengembangan kurikulum
5. dasar pengembangan kurikuluum
6. tahapan pengembangan kurikulum



KELOMPOK 8
karmawan
riskiati

@Kurikulum berbasis kompetensi dan karakteristiknya
1. pengerrtian kompetensi
2. kurikulum berbasis kompetensi dan karakteristtiknya


KELOMPOK 9
ahmad wasbir
herlita sari

@Kurikulum berbasis kompetensi
@perbedaan kurikulum berbasis kompetensi dengan kuurikulum 1994


KELOMPOK 10
dian mahmud
darsih
tri agustina

@KTSP: Pengertian, landasan, prisnsip, komponen, dan struktur KTSP
@perbedaan KBK dengann KTSP


KELOMPOK 11
mualifah
safuroh maimunah

1. Sylabus: pengertian
2. sylabus, landasan pengembangan



KELOMPOK 12
lilis haryati
mualifah

1. sylabus dan prinsip
2. pengembangan
3. komponen-komponen sylabus

Rabu, 30 September 2009

THE GROUPS OF AL-ISLAM

THE FIRST GROUP
rendi saputra
triyani
wiwik rohmawati

@intergrasi dan keterkaitan iman, islam dan ihsan
@kedudukan agama bagi manusia



THE SECOND GROUP
endri rusmanto
umun umindana
herlita

@hakikat keimanan dan buahnya
@islam dan buahnya



THE THIRD GROUP
dwiyanto
ririn nurjanah
ana pujiati

@pengamalan iman dan islam melalui hubungan dengan sesama manusia
@hubungan iman dengan akhlak



THE FORTH GROUP
rahmat setiawan
liana
tira raula

@proses kejadian manusia
@kebutuhan-kebutuhan hidup manusia



THE FIFTH GROUP
fien kusumawardani
galih anjar wibowo
ifa asyifa

@arti hidup dan bersikap baik terhadap manusia
@menghargai hak asasi manusia


THE SIXTH GROUP
rijan rinanto
isnaini masruroh
tyas kusumaningsih

@arti rulw of law dan rule of gaf
@tujuan penciptaan alam
@manfaat alam semesta



THE SEVENTH GROUP
siti masrifah
imam agus salim
etika listiyana dewi

@alam semsesta dan pengembangan ilmu pengetahuan



THE EIGHT GROUP
riskiati
susi mayasari
trias wigati
lilik nurani
@ekologi dan ekosistem
@lingkungan hidup

Rabu, 16 September 2009

NAMA KELOMPOK PPI/MICRO TEACHING 1

KELOMPOK 1
triono susanto
ana pujiati
fien kusumawardani
susi mayasari
rendi saputra
triyani
isnaini masrurah


KELOMPOK 2
siti masrifah
tyas kusumaningsih
umun umindana
endiri rusmanto
rijan rinanto
lilik nurani
tri moelyantini
dwi anggita sari


KELOMPOK 3
herlira sari
ifa asyifa
tira raula
rahmat setiawan
wiwik raohmawati
imam agus salim
galih anjar wibowo
trias wigati



KELOMPOK 4
dwiyanto
ririn nurjannah
riskiati
liana
etika listiyana dewi
karmawan
ari asih
ahmad wasbir



KETERANGAN:
KELOMPOK 1: SMP
KELOMPOK 2: MTS
KELOMPOK 3: SMA
KELOMPOK 4: MA

Rabu, 12 Agustus 2009

HEAL THE WORLD


There's A Place In
Your Heart
And I Know That It Is Love
And This Place Could
Be Much
Brighter Than Tomorrow
And If You Really Try
You'll Find There's No Need
To Cry
In This Place You'll Feel
There's No Hurt Or Sorrow

There Are Ways
To Get There
If You Care Enough
For The Living
Make A Little Space
Make A Better Place...

Heal The World
Make It A Better Place
For You And For Me
And The Entire Human Race
There Are People Dying
If You Care Enough
For The Living
Make A Better Place
For You And For Me

If You Want To Know Why
There's A Love That
Cannot Lie
Love Is Strong
It Only Cares For
Joyful Giving
If We Try
We Shall See
In This Bliss
We Cannot Feel
Fear Or Dread
We Stop Existing And
Start Living

Then It Feels That Always
Love's Enough For
Us Growing
So Make A Better World
Make A Better World...

Heal The World
Make It A Better Place
For You And For Me
And The Entire Human Race
There Are People Dying
If You Care Enough
For The Living
Make A Better Place
For You And For Me

And The Dream We Were
Conceived In
Will Reveal A Joyful Face
And The World We
Once Believed In
Will Shine Again In Grace
Then Why Do We Keep
Strangling Life
Wound This Earth
Crucify Its Soul
Though It's Plain To See
This World Is Heavenly
Be God's Glow

We Could Fly So High
Let Our Spirits Never Die
In My Heart
I Feel You Are All
My Brothers
Create A World With
No Fear
Together We'll Cry
Happy Tears
See The Nations Turn
Their Swords
Into Plowshares

We Could Really Get There
If You Cared Enough
For The Living
Make A Little Space
To Make A Better Place...

Make It A Better Place
For You And For Me
And The Entire Human Race
There Are People Dying
If You Care Enough
For The Living
Make A Better Place
For You And For Me

Heal The World
Make It A Better Place
For You And For Me
And The Entire Human Race
There Are People Dying
If You Care Enough
For The Living
Make A Better Place
For You And For Me

Heal The World
Make It A Better Place
For You And For Me
And The Entire Human Race
There Are People Dying
If You Care Enough
For The Living
Make A Better Place
For You And For Me

There Are People Dying
If You Care Enough
For The Living
Make A Better Place
For You And For Me

There Are People Dying
If You Care Enough
For The Living
Make A Better Place
For You And For Me

You And For Me
You And For Me
You And For Me
You And For Me
You And For Me
You And For Me
You And For Me
You And For Me
You And For Me

Senin, 08 Juni 2009

KEUTAMAAN MENGUCAPKAN SALAM


asalamualaikum.......... hi....sobat;;;; sekedar bagi-bagi pengetahuan sedikit tentang masalah agama yang mungkin sedikit kita lalaikan, dan ini pun sebenarnya mengandung banyak fadilah untuk hidup kita....!!!

pada kesempatan ini penulis mencoba untuk memaparkan sedikit tentang keutamaan salam...!!!
keutamaan mengucapkan salam sedikitnya ada 30 kebaikan, dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. ketika mengucapkan '''''''asalamualaikum'''' kita sudah mendapatkan 10 kebaikan
2. ketika mengucapkan '''''''asalamualaikum warohmatullah'''''''' kita sudah mendapatkan 20 kebaikan.
3. ketika mengucapkan ''''''asalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh''''''''' kita sudah mendapatkan 30 kebaikan.
dan rasulullah pernah berkata dalam hadis shahih yang mulia yang pernah diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang kurang lebih bunyinya sebagai berikut ((((maukah kamu aku beritahu, suatu kalimat yang seandainya engkau ucapkan kepada sesama muslim maka Allah akan merahmati kita dan akan menambahkan rasa kasih sayang dan ukhwah kepada sesama muslim ........ sahabat pun menjawab mau ya Rasulullah, lalu kalimat apakah itu ya Rosulullah? qola rasulullah..... asalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh))))

adapun hukum mengucapkan salam yaitu *****SUNAH MUAKAD***** tapi menjawab salam adalah *****WAJIB*****

dari itu saya mengajak pada diri saya pribadi khususnya dan sahabat-sahabat sekalian yang berkenan membaca untuk selalu mengucapkan salam terhadap sesama muslim saat kita bertemu atau berjumpa dimanapun kita berada marilah kita senantiasa mengucapkan kalimat tersebut agar keselamatan dan kebaikan selalu tercurah kepada kita semua amin.......

ehhhhh.......tapi mengucapkan salam juga ada laranganya juga loh........???
larangan mengucapkan salam antara lain:
1. ketika kita berkunjung ke rumah orang kafir (Nasrani/Yahudi)
2. ketika kita berjumpa dengan orang kafir maka kita dilarang untuk mengucapkan asalamualaikum....

ternyata islam baik yaa....... hanya dengan mengucapkan kalimat yang simple tersebut kita sudah bisa mendapatkan kebaikan yang teramat sangat..........jadi berbanggalah menjadi umat islam karena umat islam adalah agama Rahmatan Lil'alamin bagi seluruh alam>

sekian sobat yang bisa saya paparkan tentunya ini banyak sekali kekurangan....dan seandainya ada kesalahan itu semata-mata dari diri saya pribadi dan bila ada kebenaran maka itu datangnya hanya dari Allah Aza wa Jala...>>>>>>>